Rama Arsya Atsil Buana. Dia dipanggil Rama. Si bungsuku ini begitu ceria, ekspresif, sekaligus juga begitu sensitif. Mamah baginya adalah segalanya. Jika ada di rumah, sepulangku bepergian dari luar kota, bisa dipastikan Rama seolah buntut yang tidak bisa lepas ke manapun aku pergi.
Dan tentu saja aku tidak keberatan. Ulah tingkahnya yang kadang sok dewasa, membuatku tambah geregetan sekaligus kangen. Apalagi jika dia memeluk dan mengatakan, “Aku sayang, Mamah.” Tidak terkatakan girangku.
Rama punya beberapa kesukaan. Untuk makanan, selain makan mie, tempe goreng dan ayam goreng, plus kecap manis, Rama suka coco crunch, keju dan jagung rebus. Untuk minuman, susu adalah favoritnya.
Seperti halnya anak-anak lain, Rama sangat gemar bermain bersama kedua kakaknya, Alif dan Ara. Tempat tidur menjadi tempat favorit mereka bertiga. Sudah dipastikan, boneka, bantal guling dan buku, bertebaran di atas dan samping tempat tidur.
Selain menyukai buku, Rama juga mulai menampakkan kesukaannya mengutak-atik komputer. Dia sangat gemar bermain Pharaoh Puzzle. Juga, bungsuku yang berusia 5 tahun ini senang menggambar dengan aksesoris paint. Paling tidak sudah lebih dari 10 gambar yang dihasilkannya.
Aku tentu saja begitu bersyukur dan merasa terberkahi memiliki bungsu bermata bulat yang menggemaskan ini. Love you, Rama.
bagaimana dengan anak yg lainnya. dimana ada kelebihan di situ ada kekurangan. keadilan dalam keluarga meruapakan sebuah keadilan di dunia.
Comment by artpoeink — December 22, 2009 @ 5:17 am