Sudewi2000’s Weblog

January 4, 2009

JELAJAH BELANDA (5): LEIDEN

Ditulis 27 Juli 2008

Beberapa hari sebelum pulang meninggalkan Eropa, aku, Mukti dan Boyce menyempatkan diri ke Leiden. Banyak hal yang ternyata sangat menarik di kota kecil yang berjarak hanya sekitar 20 menit dari Den Haag menggunakan kereta. Yang pertama adalah kincir angin atau windmill kecil yang terletak di tengah kota. Aku yang tidak sempat melihat kincir angin ukuran raksasa yang menjadi salah satu ikon Belanda begitu bersemangat memelototi bangunan tua ini.

Mukti Ali Azis)

Kincir Angin di Leiden (Foto: Mukti Ali Azis)

Kemudian, sama seperti kota lain di Belanda, Leiden juga memiliki banyak bangunan tua. Sebuah bangunan yang terletak di pinggir sungai kecil misalnya, dibangun pada 1669 dan masih berdiri kokoh dan terawat baik. Nampaknya bangunan ini dulu berfungsi sebagai dermaga pelabuhan kecil. Di depan bangunan tua tersebut, ditemui meriam kuno. Boyce bercanda mengatakan, jangan-jangan meriam ini dulunya dipakai untuk menggempur Indonesia. Aku dan Mukti tertawa menimpali.

Mukti Ali Azis)

Bangunan Tua Bertahun 1669 (Foto: Mukti Ali Azis)

Mukti Ali Azis)

Meriam dari Leiden (Foto: Mukti Ali Azis)

Puas memelototi bangunan tua dan meriamnya, kami bertiga bergegas berjalan menuju Universiteit Leiden. Namun di sebuah jalan kecil, langkahku terhenti melihat ada gedung sederhana, bagian dari rumah susun. “Hei, ini mesjid,” ujarku memberitahu Mukti dan Boyce. Ketika seseorang keluar dari bangunan tersebut, aku menanyakan. Dan dia menjawab bahwa memang itu memang mesjid.

Boyce)

Aku dan Mukti di depan Mesjid di Leiden (Foto: Boyce)

Lima menit dari mesjid, berjalan lurus, tibalah kami bertiga di Universiteit Leiden yang dianggap sebagai salah satu universitas yang terkenal di dunia.

Swary Utami Dewi)

Universiteit Leiden (Foto: Swary Utami Dewi)

Swary Utami Dewi)

Bagian dari Universiteit Leiden (Foto: Swary Utami Dewi)

Tepat di seberang Universiteit Leiden ada perpustakaan sejarah yang cukup terkenal, KITLV. Yang juga menarik, tepat di bawah temboknya, berbatasan langsung dengan sungai, ada tulisan dengan huruf Lontaraq, huruf kuno suku Bugis di Sulawesi Selatan. Aku mengamati seekor angsa yang lalu lalang sepanjang tulisan Lontara itu.

Swary Utami Dewi)

Perpustakaan KITLV (Foto: Swary Utami Dewi)

Swary Utami Dewi)

Lontaraq di Dinding Kanal dekat KITLV (Foto: Swary Utami Dewi)

Swary Utami Dewi)

Angsa Berenang di dekat Aksara Lontaraq (Foto: Swary Utami Dewi)

Di Leiden, aku juga menemukan rumah kediaman Rembrand semasa kecil, tahun 1600-an. Rumah ini tepat berada di jalan Rembrand, yang berjarak hanya sekitar 5 menit berjalan kaki dari Universiteit Leiden. Nampak jelas rumah ini terawat dengan baik. Tidak jauh dari rumah itu, ada patung Rembrand kecil yang digambarkan tengah mengamati hasil lukisannya.

Mukti Ali Azis)

Patung Rembrand Sedang Melukis (Foto: Mukti Ali Azis)

3 Comments »

  1. Aku berjanji, suatu hari nanti aku akan pergi kesana untuk melanjutkan pendidikan hukumku.
    God, please blessing me.

    Comment by Dedy Ronald Gultom — October 16, 2010 @ 5:47 am

  2. salam kenal mbak..
    kenalkan aku madda mbak..
    aku pengen kuliah di universitas leiden ambil s2 bahasa jawa
    mbak’e tau bgaimana cara mndftar disana?
    boleh nieh berbagi pengalaman denganku..
    oiya,doanya ya mbak semoga aku bisa kuliah di belanda..
    amiinn…
    jazakillah mbak..

    Comment by madda — July 19, 2011 @ 1:40 pm

  3. ini alamat emailku mbak..
    tolong dibalas ya.mym_dad@yahoo.co.id

    Comment by madda — July 19, 2011 @ 1:41 pm


RSS feed for comments on this post. TrackBack URI

Leave a comment

Blog at WordPress.com.